selalu..BERGERAK BERSAMA RAKYAT

Sunday, September 2, 2007

Kembali ke jaman baheulak


Kelangkaaan minyak tanah di Jakarta semakin meluas. Setelah Jakarta Utara kini giliran Jakarta Timur. Puluhan warga rela berdesak-desakan untuk mendapatkan minyak tanah di pangkalan.

Warga terlihat antri dengan membawa dirigen untuk mendapatkan minyak dengan harga murah. Antrian tersebut terjadi di RW 01, Kelurahan Cipinang Besar, Jakarta Timur.

Eri, 45, mengaku telah mengantri selama hampir satu jam. Dia rela berdesak desakan karena ingin mendapatkan minyak tanah dengan harga lebih murah.

Menurutnya, jika telah sampai di warung harga minyak tanah tersebut melonjak dua kali lipat. “Jika sudah sampai di warung, harganya bisa mencapai Rp 4000 per liter,” tuturnya.

Untungnya, warga yang membeli minyak di pangkalan milik Manurung tersebut tidak dibatasi. Bahkan ada warga yang membeli hingga puluhan liter. “Saya sengaja membeli banyak untuk stok,” ucap Aji, yang membeli sebanyak 20 liter.

Dalam satu minggu ini, pasokan minyak tanah baru datang satu kali ke pangkalan minyak yang berada di pinggir jalan Kalimalang itu. Sehingga daerah tersebut termasuk kategori wilayah langka minyak tanah. Bahkan warga RW 01 Cipinang Besar Selatan mengaku hingga kini belum juga memperoleh kompor gas yang dijanjikan pemerintah.

Terus Berlanjut

Kelangkaan minyak tanah di Jakarta Timur terus berlangsung. Warga semakin kesulitan mendapatkan minyak tanah karena pasokan hanya datang seminggu sekali. Kelangkaan minyak tanah yang terjadi di beberapa wilayah Jakarta ini sebagai buntut kebijakan pemerintah mengkonversi minyak tanah ke gas elpiji.

Antrian panjang masih terlihat di pangkalan minyak tanah di RT 03/RW 01 Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara. Warga mengaku sudah seminggu kesulitan memperoleh minyak tanah.

Warga mulai mengantri sejak pukul 08.00 WIB, namun pasokan baru datang satu jam kemudian. Meski telah antri berjam-jam, namun masih ada sejumlah warga yang tidak kebagian akibat pasokan sangat terbatas. "Selain pasokan terbatas, pembelian minyak juga tidak dibatasi sehingga tidak semua warga kebagian," keluh Ny Wati, salah seorang warga.

Pemilik pangkalan minyak tanah, Jabangun Sirait mengaku pasokan dari Pertamina agak terlambat sejak program konversi minyak tanah ke gas diberlakukan.

Beberapa hari sebelumnya, antrian minyak tanah juga terjadi di RW yang sama di pangkalan minyak milik Manurung.
Menurut warga, sekalipun sudah diterapkan program konversi minyak tanah ke gas, namun hingga kini warga belum menerima kompor dan tabung gas seperti yang dijanjikan pemerintah. Akibatnya, warga masih menggunakan kompor biasa yang minyaknya sulit diperoleh karena mulai langka dan harganya sangat mahal.


Labels: ,

    << Homepage

Artikel

 Subscribe in a reader


Categories

INFO KEGIATAN

Pengurus PKK Jaktim

Archives





Credits


Link Share



Link PDP


PKN PDP
PKP PDP DKI Jakarta
PKK PDP Depok
PKK PDP Karawang
PKK PDP Sleman

e-Book

Wajib dibaca !!


Powered by FeedBurner



Add to Technorati Favorites